Sebuah Surat Yang Ditulis Oleh Bahitsatul Badiyah (Wafat 37 H)Dari Padang Pasir Aleksandria Untuk Seorang Sahabatnya


رِسَـالَةٌ كَتَبَـتْهَا بَاحِثَةُ البَـادِيَة (المُتَوَفَّى سَنَةَ ٣٧ هـ)
مِنْ رَمْلِ الإِسْكَنْـدَرِيَّةِ لِصَدِيْقَةٍ لَــهَا
Sebuah Surat Yang Ditulis Oleh Bahitsatul Badiyah (Wafat 37 H)
Dari Padang Pasir Aleksandria Untuk Seorang Sahabatnya

عَزِيـْزَتِي السَيــِّدَةُ بَلْسَم:
أُحَيِّيْكِ لَوْلَا بُرُوْدَةُ الْبَحْرِ لَالْتَهَبْتُ إِلَيْكِ شَوْقًا، وَلَوْلَا تَصَبُّرِيْ لَطِرْتُ إِلَيْكِ حُبًّا، Jوَإِنِّي لَمْ يُنْسِنِيْ صَفَاءُ السَّمَاءِ صَفَاءَ وُدُّكِ، وَلَا رِقَّةُ النَسِيْمِ رِقَّةَ حَدِيْثِكِ، أَنَّهُ شَجَانِيْ وَذَكَرَنِيْ وَلَمْ أَكُنْ نَاسِيَةً.

حَبِيْبَـتِيْ:
لَيْتَكِ مَعِيْ تَرَيْنَ الطَبِيْعَةَ بِجَمَالِهَا، تَرَيْنَ البَحْرَ يَزْخَرُ كَالرَعْدِ، وَالْأَمْوَاجَ تَتَلَاطَمُ زَرَافَاتٍ وَوِحْدَانًا، صَفَاءٌ فِي البَحْرِ وَصَفَاءٌ فِي السَّمَاءِ كَأَنَّهَا قَلْبُنَا، تَسْمَعِيْنَ تَغْرِيْدَ الطُّيُوْرِ وَحَفِيْفَ الْأَشْجَارِ، إِنَّهَا لَعَمْرُكِ مَنَاظِرُ تُلْهِي المَرْءَ، وَلَكِنْ هَيْهَاتَ لِمِثْلِيْ أَنْ تَلْهُوَ وَهِيَ تَعْلَمُ مَايُكِنُّهُ الدَّهْرُ وَمَا يُخْبِئُهُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ. تَقَبَّلِيْ مِنِّيْ أَحَرَّ قُبُلَاتِيْ وَأَوْفَرَ أَشْوَاقِيْ.

artinya : 
Sahabatku Sayyidah Balsam,
Aku haturkan salam hormat padamu, kalau bukan karena dinginnya laut sungguh aku pasti telah terbakar oleh api kerinduan padamu, dan kalau bukan karena kesabaranku pasti aku sudah terbang kepadamu dengan membawa segenap rasa cinta, sungguh jernihnya langit tak membuatku lupa akan jernihnya cintamu, dan sungguh lembutnya angin sepoi-sepoi tak membuatku lupa akan lembutnya perkataanmu, malah ia membuatku terus sedih, selalu ingat, dan tak bisa lupa (akan dirimu).

Kekasihku,
Andai dirimu bersama diriku, akan kau lihat alam dengan segenap keindahannya; akan kau lihat laut bergemuruh bagaikan halilintar, gelombang saling bertabrakan satu sama lain, kejernihan laut dan kejernihan langit laksana jernihnya hati kita berdua; akan kau dengar kicauan burung dan desis dedaunan pohon-pohon, aku bersumpah demi umurmu, sungguh ia merupakan pemandangan yang membuat seseorang menjadi terlena, tapi mustahil bagi seseorang sepertiku untuk terlena, karena ia tahu apa yang ditutup-tutupi oleh waktu dan apa yang disembunyikan oleh malam dan siang. Maka terimalah dariku ciuman paling hangat dan rasa rindu yang bergelora.


Penulis: Mukhlis Al-anam
Lawyer Indonesia
Lawyer Indonesia Advokat / Pengacara/Konsultan Hukum

Tidak ada komentar untuk "Sebuah Surat Yang Ditulis Oleh Bahitsatul Badiyah (Wafat 37 H)Dari Padang Pasir Aleksandria Untuk Seorang Sahabatnya"